Cerita Kasih | Tentang Mama

Kalian yang punya ibu, bersyukurlah. sebisa mungkin jangan sampai membuat ibu kalian marah atau yang lebih parah lagi, menangis! Menangis di sini berarti menangis karena marah ataupun kecewa. Dan juga buat kalian yang memanya sudah meninggal, jangan bersedih hati. Aku ingin berbagi sedikit cerita tentang kesanku terhadap mamaku.
Mama, kupikir sama seperti ibu-ibu lain: membesarkan anak-anaknya, melayani suaminya. semua dilakukan dengan cinta. Aku akui kalau aku pernah bikin mamaku marah. Sering, tepatnya. Aku bertengkar dengan mama karena aku merasa masih dianggap anak kecil. padahal aku udah SMA. Orangtua macam ini banyak. Masih menganggap anaknya seperti anak ingusan yang kerjanya hanya mengacau saja.

Dari semua wanita yang pernah kutemui, mamalah yang paling luar biasa bagiku. Mama pintar masak. Kalau aku sih, kepandaianku cuma sebatas mengetahui perbedaan antara gula dan garam. Itu juga setelah aku mencobanya. Mama juga pekerja keras. Bangun jam 4 pagi, masak, jam 7 berangkat ke kantor, lalu pulang jam 5 sore. Dan biasanya, saat mama pulang dari kantor ke rumah itulah yang merupakan waktu sensitif. Mama pasti akan mengoceh kalau melihat rumah kami seperti kandang ayam. Meski disibukkan oleh berbagai aktivitas, mama dan papa tidak pernah terlihat bertengkar. Sekali pun tak pernah. Mamaku seorang yang pemarah. Satu hal yang (mungkin) cukup aku sukai. Jujur saja, saat bertengkar dengan mama, hati kecilku pernah berdoa supaya mama mati. Dan aku merasa sagat sangat menyesal atas semua itu. Beberapa hari saja, saat mama tugas keluar kota, aku merasa amat sanat merindukan mama. Setelahnya, aku benar-benar merasa sangat ketakutan dan menderita kalau ingat suatu saat mama pasti akan meninggalkan aku buat selamanya. Mamaku susah banget buat ketawa. Dipancing pun nggak bisa. Tapiu kalau udah ketawa, kujamin nggak bakal berhenti deh. Sampai air matanya keluar. Ada saat-saat yang bisa dengan jelas memperlihatkanku betapa kasih sayang mama amat besar. Waktu aku sakit di rumah sakit, mama merawatku dengan sabar dan telaten. Dan penuh senyum. Padahal, di balik senyumnya itu, aku mendengar mama menangis karena nggak sanggup bayar biaya rumah sakit.
Itu cuma sedikit cerita yang bisa kubagi buat kalian. Sebenarnya masih banyak banget cerita tentang mama.
Satu lagi. Karena aku menganggap mama itu sangat luar biasa, maka aku juga menganggap kalau orangtuanya juga pastilah orang yang luar biasa.
Apa cerita kalian tentang mama kalian?