Minggu, 01 Mei 2011

Mengulas tetralogi Laskar Pelangi by Andrea Hirata

Pertama kali beli novel Laskar Pelangi (LP) tu tahun 2008, pas kelas 2 SMP. Soalnya abis liat koran yang meresensi buku LP. Karena aku emang suka baca, buku LP gak terlalu masalah ^_^. Tapi tergantung mood juga sih. Kalau lagi malas, juga sungkan.

Aku udah baca keempat bukunya. Yang terbaik memang sesuai urutannya: LP disusul SP, lalu Edensor, baru MK. Menurut aku, LP memiliki bahasa paling tinggi daripada ketiga buku yang lain. Bahasanya paling canggih dan paling menyentuh. Duhh, kak Andrea hebat banget sih~~ iri deh..

Mulai dari buku pertama, Laskar Pelangi alias LP. Aku suka semua babnya. Aku suka suka suka suka bangeeeet. Pembukaan ceritanya mantap (hal. 1-8). Lalu, ada dua bagian yang paling menyentuh buatku. Pertama, saat kak Andrea menceritakan tentang ayah Lintang yang meninggal dunia (hal. 430-434). Mengharukan. Aku sampai nangis bacanya. Swear... Kedua, pertemuan kembali Ikal dengan Trapani di sebuah rumah sakit jiwa (hal. 452-453). Kedua bagian itu sangat sangat mengharukan. Huhuuu...

Aku acungkan dua jempol buat Lintang yang cerdas. Aku suka baca bagian saat Ikal dan Lintang mengikuti lomba kecerdasan (hal. 363-382). Menarik sekali. Yang menegangkan juga ada, yaitu saat Societeit de Limpai buatan Mahar mengadakan perjalanan ke sebuah pulau angker (hal. 402-424). Seru banget. Lalu bagian Ikal bertemu A Ling (hal. 210-214). Lucuu. Sebenarnya, masih banyak lagi. Tapi sampai sini dulu, ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar